Ilustrasi Kegiatan belajar mengajar. (Dok. Ist) |
Jakarta, MadiunTerkini.id - Dalam rangka mengapresiasi peran penting guru dalam pendidikan, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menetapkan bulan November sebagai Bulan Guru Nasional.
Langkah ini merupakan bentuk penghormatan terhadap kontribusi para guru yang terus mengabdikan diri dalam mendidik generasi penerus bangsa.
Peran guru sangat fundamental dalam proses pendidikan di semua tingkatan. Tanpa guru, kegiatan belajar-mengajar tidak mungkin terlaksana dengan baik.
Guru adalah pilar yang menopang pendidikan di Indonesia, dan jasa mereka sangat berharga bagi kemajuan bangsa. Maka, penting bagi kita semua untuk menghargai dan mendukung peran mereka dalam membentuk karakter anak-anak bangsa.
Pada tanggal 25 November, Indonesia juga merayakan Hari Guru Nasional. Tahun ini, tema yang diusung adalah “Guru Hebat, Indonesia Kuat.”
Tema ini diambil sebagai bentuk apresiasi terhadap guru-guru yang berdedikasi tinggi dan bersemangat dalam berbagi ilmu, bekerja sama, serta memberikan pelayanan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak bangsa.
Tema ini mengingatkan kita bahwa kualitas pendidikan tidak akan tercapai tanpa adanya guru yang luar biasa.
Hari Guru Nasional adalah bentuk penghargaan terhadap para guru di seluruh pelosok negeri yang telah mengabdi dalam mendidik anak-anak Indonesia agar mereka tumbuh dan berkembang.
Peringatan ini juga menjadi upaya Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dalam mengakui kerja keras para guru yang, meskipun menghadapi berbagai keterbatasan, tetap memberikan layanan pendidikan terbaik serta menunjukkan semangat belajar, berkarya, dan berbagi.
Makna menjadi guru hebat
Guru, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah “orang yang pekerjaannya mengajar.” Prof. A. Malik Fadjar menambahkan bahwa guru memiliki tugas untuk mengajar, mendidik, dan membimbing.
Jika ketiga tugas ini tidak dilakukan, seseorang tidak bisa disebut sebagai guru sejati.
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru menyebutkan bahwa profesi guru mencakup tiga kategori: guru kelas, guru mata pelajaran, dan guru bimbingan konseling atau karier.
Selain itu, ada juga guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah, serta guru yang memiliki jabatan sebagai pengawas.
Studi oleh Syafriafdi, et al., mengidentifikasi tiga aspek penting yang harus dimiliki seorang guru hebat.
Pertama adalah karakter, yang meliputi integritas moral seperti kejujuran, amanah, dan sopan santun, serta etos kerja seperti tanggung jawab, disiplin, dan kegigihan.
Kedua adalah keterampilan, terutama kemampuan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif, yang sangat penting di era pendidikan abad 21.
Ketiga adalah literasi, yang berarti guru harus memiliki wawasan luas di berbagai bidang, termasuk literasi keuangan, digital, sains, kewarganegaraan, dan kebudayaan.
Tiga syarat mencapai guru profesional
Menurut Abdul Mu’ti, ada tiga syarat utama untuk mewujudkan guru yang profesional dan sejahtera. Pertama adalah sertifikasi guru.
"Untuk itu, Kemendikdasmen akan membantu guru-guru yang belum memiliki Ijazah Strata 1 (S-1) atau Diploma IV (D-IV)," ujarnya.
Syarat kedua adalah peningkatan kompetensi guru secara berkelanjutan. Empat kompetensi guru yang harus selalu ditingkatkan adalah kompetensi kepribadian, pedagogik, sosial, dan profesional.
"Pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru akan terus ditingkatkan oleh pemerintah," tambah Abdul Mu’ti.
Syarat ketiga adalah peningkatan kesejahteraan guru, yang memungkinkan guru fokus pada tugas utama mereka sebagai pendidik.
Menurut Abdul Mu’ti, kesejahteraan guru merupakan salah satu faktor penting untuk menciptakan guru yang bermutu dan berkualitas.
Mewujudkan Indonesia Emas 2045
Tahun 2045 merupakan tonggak sejarah Indonesia yang diimpikan sebagai masa kejayaan Indonesia Emas, ketika generasi muda bangsa ini siap bersaing di kancah global.
Dalam rangka mencapai visi tersebut, profesionalisme guru menjadi tuntutan utama untuk melahirkan Generasi Emas Indonesia 2045.
Guru tidak hanya bertugas memberikan materi pelajaran, tetapi juga harus mampu menjadi inspirasi, membangun karakter, menanamkan semangat kebhinekaan, dan mengajarkan nilai-nilai pantang menyerah.
Guru hadir sebagai pembimbing dalam perjalanan anak-anak Indonesia menjadi individu yang tangguh dan berdaya saing. Di sekolah, guru menggantikan peran orang tua dengan mengarahkan murid menuju tujuan pendidikan yang seutuhnya.
Sebagai teladan yang patut dicontoh, guru diharapkan mampu memberikan pengaruh positif tidak hanya bagi muridnya, tetapi juga bagi lingkungan sekitar.
Meneguhkan komitmen untuk guru
Bulan Guru Nasional bukan hanya sekadar ajang perayaan, melainkan juga kesempatan bagi seluruh masyarakat untuk meneguhkan kembali komitmen dalam mendukung dan menghargai profesi guru yang begitu mulia.
Mari kita jadikan momentum ini sebagai langkah untuk terus menghormati peran guru dan bersama-sama memperkuat pendidikan di Indonesia.