GpMiGUz7GSCoGpr6GUziBUOp

Teknologi Terbaru untuk Atasi Kelainan Refraksi Mata Diperkenalkan di Bali

Teknologi Terbaru untuk Atasi Kelainan Refraksi Mata Diperkenalkan di Bali
(Dok, Ist)

JAKARTA, MadiunTerkini.id – Dalam dunia kesehatan mata, kemajuan teknologi terus berkembang pesat.

Dr. Cokorda Istri Dewiyani Pemayun, seorang dokter spesialis mata di Denpasar, Bali, memperkenalkan teknologi terbaru untuk mengatasi kelainan refraksi seperti mata minus dan silinder tanpa perlu menggunakan kacamata atau lensa kontak.

Teknologi ini menawarkan solusi inovatif yang lebih nyaman dan efektif bagi para pasien.

“Kelainan mata tersebut dapat diatasi hanya dalam satu langkah prosedur laser, yang bekerja dalam hitungan detik dengan total waktu operasi sekitar lima hingga 10 menit per mata,” ujar Dr. Dewiyani seperti dikutip dari Antara.


Prosedur laser terbaru: SMILE

Teknologi yang dikenalkan ini disebut SMILE (Small Incision Lenticule Extraction), yakni prosedur ekstraksi lentikul dengan sayatan kecil sekitar 2-4 milimeter menggunakan sinar laser.

Proses pemulihan dari prosedur ini juga tergolong cepat dan tanpa nyeri, menjadikannya solusi ideal bagi pasien yang ingin segera kembali beraktivitas.

Menurut Dr. Dewiyani, metode ini merupakan generasi terbaru dalam operasi refraksi, memperbaiki kekurangan dari metode LASIK yang memerlukan dua langkah prosedur untuk mengatasi kelainan refraksi.

Dengan SMILE, pasien hanya memerlukan satu langkah, yang lebih sederhana dan minim risiko.

Sebagai Ketua Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) Provinsi Bali, Dr. Dewiyani berharap teknologi ini mampu menjawab kebutuhan masyarakat yang semakin banyak mengalami kelainan refraksi seperti rabun jauh atau rabun dekat, akibat meningkatnya penggunaan perangkat digital dalam kehidupan sehari-hari.


Mengatasi kelainan refraksi dengan teknologi SMILE

Kelainan refraksi seperti mata minus terjadi ketika sumbu bola mata terlalu panjang, menyebabkan sinar yang masuk jatuh di depan retina.

Sementara itu, pada mata plus, sinar yang masuk jatuh di belakang retina. Pada kasus mata silinder, sinar yang masuk ke mata tersebar, sehingga objek tampak buram atau tidak fokus.

Prosedur SMILE dirancang untuk memperbaiki kondisi ini dengan cara yang aman dan efisien.

"Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 50 persen populasi dunia diperkirakan akan mengalami kelainan refraksi seperti mata minus atau silinder karena meningkatnya penggunaan perangkat digital," ungkap Dr. Dewiyani, yang juga menjabat sebagai Direktur Klinik Mata JEC Denpasar.

Meski demikian, teknologi SMILE ini memiliki beberapa batasan. Pasien harus berusia di atas 18 tahun, tidak sedang hamil atau menyusui, dan tidak memiliki riwayat penyakit tertentu.

Tingkat keparahan mata minus yang dapat diatasi berkisar dari minus 0,5 hingga 10, dan untuk mata silinder hingga minus lima.


Imbauan bagi orangtua: kurangi penggunaan gawai pada anak

Dr. Ni Luh Diah Pantjawati, seorang dokter spesialis mata, juga menyoroti peningkatan jumlah kasus mata minus dan silinder pada anak-anak.

Ia mengimbau para orangtua untuk mengurangi penggunaan gawai pada anak-anak dan mendorong mereka untuk melakukan lebih banyak aktivitas di luar ruangan.

"Anak-anak sebaiknya diajak untuk bermain di luar, seperti mengenal lingkungan alam, pemandangan hijau, atau pantai. Aktivitas ini sangat baik untuk menjaga kesehatan motorik otot mata mereka," jelas Dr. Pantjawati.

Ia juga menyarankan agar penggunaan gawai atau televisi dibatasi dengan jarak pandang aman sekitar 30 centimeter dari mata, serta durasi maksimal satu hingga dua jam, tergantung usia anak.

Selain itu, Dr. Pantjawati merekomendasikan teknik 20:20—setiap 20 menit melihat layar, istirahatkan mata selama 20 detik dengan melihat objek sejauh 20 kaki (sekitar enam meter).

Teknologi SMILE yang diperkenalkan oleh Dr. Cokorda Istri Dewiyani Pemayun memberikan harapan baru bagi mereka yang mengalami kelainan refraksi mata.

Selain teknologi mutakhir ini, penting juga bagi masyarakat, terutama anak-anak, untuk menjaga kesehatan mata dengan mengurangi penggunaan perangkat digital dan lebih banyak beraktivitas di luar ruangan.

slot

Ketik kata kunci lalu Enter